Kamis, 18 Oktober 2018

Tugas Softskill : Audit Sistem Informasi


PENGENDALIAN AUDIT SISTEM INFORMASI (PENGENDALIAN APLIKASI)


Anggota Kelompok :
Bebasari Indah Kurniawati (11115310)
Jordi Febrian N (13115594)
Yohanes Satria (17115271)
 

 PENDAHULUAN

Seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi informasi membuat sejumlah entitas mulai dari perusahaan, pemerintah, sampai organisasi pendidikan pelan-pelan mulai mengandalkan teknologi komputer ke dalam aktifitasnya. Hal ini disebabkan dengan semakin banyak dan kompleksnya aktivitas-aktivitas dalam organisasi sehingga manajemen dalam organisasi harus dapat memiliki informasi yang cepat, tepat dan akurat untuk mengambil sebuah keputusan. Dalam kaitannya dengan transaksi keuangan, perkembangan teknologi komputer telah mengakibatkan perubahan pencatatan, pengolahan dan pelaporan data dari sistem manual menjadi sistem informasi berbasis komputer.
Meskipun sistem informasi sudah terkomputerisasi, penggunaan sistem informasi yang terkomputerisasi ini tidak menyebabkan organisasi terlepas dari kecurangan (fraud) dan resiko yang akan dihadapi. Kecurangan dan resiko tersebut dapat berupa kesalahan proses dari program aplikasi, pencurian data, kerusakan data, dll. Terlebih lagi sistem berbasis teknologi akan mempunyai potensi resiko yang semakin besar (Gondodiyoto, 2007:476). Resiko yang semakin besar mendorong perlunya pengendalian (kontrol) yang semakin memadai, dan perlunya mengevaluasi apakah sistem cukup dilengkapi kontrol dan apakah kalau sudah ada kontrol maka kontrol tersebut sudah dijalankan dengan secara sungguh-sungguh (Gondodiyoto, 2007:476). Untuk memininalkan terjadinya fraud dan resiko dalam sistem informasi maka kebutuhan audit sistem informasi sebagai sarana mengevaluasi pengendalian internal semakin dibutuhkan. Pengendalian Internal tersebut bertujuan untuk mewujudkan 20efektivitas dan efisiensi operasi, keandalan laporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

TEORI

PENGENDALIAN APLIKASI
Pengendalian aplikasi adalah prosedur-prosedur pengendalian yang didisain oleh manajemen organisasi untuk meminimalkan resiko terhadap aplikasi yang diterapkan perusahaan agar proses bisnisnya dapat berjalan dengan baik.

Macam Aplikasi
Aplikasi berwujud perangkat lunak, yang dapat dibagi menjadi dua tipe dalam perusahaan untuk kepentingan audit PDE:
  •  Perangkat lunak berdiri sendiri
Terdapat pada organisasi yang belum menerapkan SIA dan sistem ERP, sehingga masih banyak aplikasi yang berdiri sendiri pada masing-masing unitnya. Contoh: aplikasi (software) MYOB pada fungsi akuntansi dan keuangan.
  • Perangkat lunak di server
Tedapat pada organisasi yang telah menerapkan SIA dan sistem ERP. Aplikasi terinstall pada server sehingga tipe struktur sistemnya memakai sistem client-server . Client hanya dipakai sebagai antar-muka (interface) untuk mengakses aplikasi pada server.
Macam Pengendalian Aplikasi
a.      Pengendalian Organisasi dan Akses Aplikasi
Pada pengendalian organisasi, hampir sama dengan pengendalian umum organisasi, namun lebih terfokus pada aplikasi yang diterapkan perusahaan. Siapa pemilik aplikasi, tugas administrator, pengguna, hingga pengembangan aplikasi tersebut.
Untuk pengendalian akses, terpusat hanya pada pengendalian logika saja untuk menghindari akses tidak terotorisasi. Selain itu juga terdapat pengendalian role based menu dibalik pengendalian akses logika, dimana hanya pengguna tertentu saja yang mampu mengakses menu yang telah ditunjuk oleh administrator. Hal ini berkaitan erat dengan kebijakan TI dan prosedur perusahaan berkaitan dengan nama pengguna dan sandi nya.
b.      Pengendalian Input
Pengendalian input memastikan data-data yang dimasukkan ke dalam sistem telah tervalidasi, akurat, dan terverifikasi.
c.       Pengendalian Proses
Pengendalian proses biasanya terbagi menjadi dua tahapan, yaitu (1) tahapan transaksi, dimana proses terjadi pada berkas-berkas transaksi baik yang sementara maupun yang permanen dan (2) tahapan database, proses yang dilakukan pada berkas-berkas master.
d.      Pengendalian Output
Pada pengendalian ini dilakukan beberapa pengecekan baik secara otomatis maupun manual (kasat mata) jika output yang dihasilkan juga kasat mata.
e.        Pengendalian Berkas Master
Pada pengendalian ini harus terjadi integritas referensial pada data, sehingga tidak akan diketemukan anomali-anomali, seperti:
  • Anomaly penambahan
  • Anomaly penghapusan
  • Anomaly pemuktahiran/pembaruan

CONTOH KASUS
CD Design (selanjutnya disebut CD; nama sesungguhnya disamarkan demi kode etik) didirikan pada tahun 1980 di Singapura yang merancang dan memproduksi furniture khususnya furniture rumah. Berbagai rancangan CD identik dengan rancangan yang inovatif dan kreasi yang menarik untuk rumah kontemporer dan membuat CD satu dari produsen furniture terkenal Asia. Markas CD terletak di Singapura. Kini, CD telah membuka beberapa gerai ritel di Indonesia, Hong Kong, Taiwan, dan Australia. Di Australia, khususnya Victoria, terdapat dua gerai retail representative dan sebuah gudang.
Pelanggan awalnya memilih furniture yang menarik untuk dibeli di furniture peraga di gerai atau dari catalog. Setelah mereka memutuskan furniture mana yang akan dibeli, petugas penjualan mengecek ketersediaan di database persediaan. Pada saat furniture yang diminta tersedia ditangan, petugas penjualan menyiapkan Faktur (kertas karbonat terdiri dari empat kopi) dan menuliskan nama dan alamat pelanggan, kuantitas, tipe furniture, jumlah harga dan beban kiriman terkait, juga perkiraan tanggal pengiriman. Biaya pengiriman dibebankan pada saat pelanggan setuju bila CD akan menangani pengiriman furnitur ke tempat mereka pada alamat dan tanggal yang sudah ditentukan, bila tidak beban tidak dibayarkan untuk pelanggan yang memutuskan untuk mengirim sendiri. Petugas penjualan juga memeriksa ketersediaan waktu pengiriman pada Buku Catatan Jadwal Pengiriman dan karenanya menjamin waktu pengiriman ke pelanggan yang CD janjikan untuk penuhi (kebijakan CD maksimal lima pengiriman perhari). Sebaliknya, jika pesanan tidak tersedia, dokumen Pesanan Balik (Back Order).

ANALISIS PENGENDALIAN APLIKASI
Pada siklus penjualan CD, karena proses ini memberikan pengetahuan berkala akan ketersediaan barang dan menjamin pengiriman barang dengan cepat. Tujuan lain yang terpenuhi adalah sales order input validity, dimana proses tersebut membantu menjamin produk yang dipesan pelanggan benar sehingga satu aspek validitas input terpenuhi. Sementara notasi M mengindikasikan bahwa tujuan pengendalian hilang sehingga berdampak kerugian yang mungkin muncul pada proses operasi dan proses informasi. Misalnya notasi M-1 pada proses yang sama diatas menunjukkan tidak adanya aktifitas rekonsiliasi data persediaan dibagian penjualan dengan daftar persediaan di gudang. Kelemahan ini mengakibatkan tidak terpenuhinya tujuan ensure security of resources dimana CD dapat memelihara keakuratan catatan pergerakan barang terkini melalui proses pencocokan data persediaan dengan daftar persediaan dan mengurangi kemungkinan salah menyimpan. Penetapan tujuan pengendalian pada proses operasi (bagian efektifitas operasi) dan proses informasi sepenuhnya tergantung dari hasil perencanaan pengendalian yang memutuskan ruang lingkup pengendalian aplikasi atas proses bisnis tertentu. Untuk kasus CD, hanya ditetapkan tiga tujuan efektifitas operasi, yakni menyajikan pengetahuan yang berkala terhadap order pelanggan, pengiriman yang tepat waktu, dan mempercepat penagihan kas. Untuk tujuan pemroses informasi, fokus ditujukan pada aktifitas input order penjualan dan bukti pengiriman serta aktifitas pemutakhiran terkait. Meningkatnya sinergi proses operasi dan proses informasi secara nyata meningkatkan proses manajemen secara menyeluruh.

ANALISA

            Pada zaman modern saat ini sudah banyak layanan transaksi berbasis online yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan dibidang jasa. Dengan makin berkembangnya tren jual beli online saat ini, tentunya banyak orang yang mencoba melakukan jual beli online, entah sebagai penjual maupun sebagai pembeli. Bahkan sudah banyak pula situs belanja online yang memungkinkan penjual dan pembeli untuk langsung bertransaksi barang dan jasa melalui internet.
            Dengan begitu dibutuhkanlah suatu pengendalian aplikasi yang didesain tepat untuk proses bertransaksi secara cepat, mudah, aman dan nyaman. Dibutuhkannya pengendalian aplikasi di dalam transaksi online salah satunya adalah untuk mengurangi resiko kesalahan dari input data. Selain itu pengendalian aplikasi juga digunakan untuk menggambarkan proses dari transaksi yang sedang berjalan, mulai dari pemesanan hingga pengiriman barang.
            Pengendalian aplikasi disebut juga pengendalian transaksi, karena didesain berkaitan dengan transaksi pada proses tertentu. Tujuan utama dari pengendalian aplikasi adalah untuk melindungi, mendeteksi, dan juga mengoreksi kesalahan dalam transaksi. Tujuan lain dari pengendalian aplikasi untuk memastikan bahwa data di-input secara benar ke dalam aplikasi dan di proses secara benar.

SUMBER :



STANDAR DAN PANDUAN AUDIT SISTEM INFORMASI


ISACA
ISACA adalah suatu organisasi profesi internasional di bidang tata kelola teknologi informasi yang didirikan di Amerika Serikat pada tahun 1967. Awalnya dikenal dengan nama lengkap Information Systems Audit and Control Association, saat ini ISACA hanya menggunakan akronimnya untuk merefleksikan cakupan luasnya di bidang tata kelola teknologi informasi.
ISACA didirikan oleh individu yang mengenali kebutuhan untuk sumber informasi terpusat dan bimbingan dalam bidang tumbuh kontrol audit untuk sistem komputer. Hari ini, ISACA memiliki lebih dari 115.000 konstituen di seluruh dunia dan telah memiliki kurang lebih 70.000 anggota yang tersebar di 140 negara. Anggota ISACA terdiri dari antara lain auditor sistem informasi, konsultan, pengajar, profesional keamanan sistem informasi, pembuat perundangan, CIO, serta auditor internal. Jaringan ISACA terdiri dari sekitar 170 cabang yang berada di lebih dari 60 negara, termasuk di Indonesia.
ISACA mulai pada tahun 1967, ketika sekelompok kecil orang dengan kontrol pekerjaan-audit serupa di sistem komputer yang menjadi semakin penting untuk operasi mereka organisasi-duduk untuk membahas perlunya sumber informasi terpusat dan bimbingan dalam bidang. Pada tahun 1969, kelompok formal, menggabungkan sebagai Asosiasi EDP Auditor. Pada tahun 1976 asosiasi membentuk yayasan pendidikan untuk melakukan upaya penelitian besar-besaran untuk memperluas pengetahuan dan nilai tata kelola TI dan bidang kontrol. Sebelumnya dikenal sebagai Audit Sistem Informasi dan Control Association, ISACA sekarang berjalan dengan singkatan saja, untuk mencerminkan berbagai profesional TI pemerintahan yang dilayaninya.

IIA COSO(The Comitte of Sponsoring Organizations of the threadway commision’s) : pengendalian intern, yang penggunaannya mencakup penentuan tujuan pengendalian pelaporan keuangan dan proses operasional dalam konteks organisasional, sehingga perbaikan dan kontrol dapat dilakukan secara menyeluruh.

ISO 1799 : Menghadirkan sebuah standar untuk sistem manajemen keamanan informasi yang meliputi dokumen kebijakan keamanan informasi, alokasi keamanan informasi tanggung jawab menyediakan semua pemakai dengan pendidikan dan pelatihan di dalam keamanan informasi, mengembangkan suatu sistem untuk laporan peristiwa keamanan, memperkenalkan virus kendali, mengembangkan suatu rencana kesinambungan bisnis, mengikuti kebutuhan untuk pelindungan data, dan menetapkan prosedur untuk mentaati kebijakan keamanan.

SUMBER :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar