DOMAIN
COBIT (DOMAIN ACQUIRED & IMPLEMENT)
Anggota Kelompok :
Bebasari Indah Kurniawati (11115310)
Jordi Febrian N (13115594)
Yohanes Satria (17115271)
PENDAHULUAN
Kemajuan
disetiap bidang tak lepas dari teknologi sebagai penunjangnya, terutama
teknologi informasi. Akan tetapi hal tersebut harus dimbangi dengan adanya
sebuah evaluasi atau audit terhadap penggunaan Teknologi informasi itu sendiri sehingga
ancaman atau kerugian dapat diminimalkan ataupun dicegah. Untuk itu banyak
perusahaan yang berupaya menemukan dan mengetahui apakah tata kelola Teknologi
informasi sudah di terapkan dengan baik dan efektif sesuai dengan visi dan misi
perusahaan. Karena hal ini sangat penting mengingat besarnya biaya yang harus
di keluarkan oleh perusahaan dalam menerapkan teknologi informasi agar biaya
yang dikeluarkan tidaklah sia-sia dan memberikan manfaat sesuai target yang
diinginkan oleh perusahaan dalam rangka mewujudkan visi dan misi.
Sumberdaya
TI merupakan suatu elemen yang sangat disoroti COBIT, termasuk pemenuhan
kebutuhan bisnis terhadap: efektivitas, efisiensi, kerahasiaan, keterpaduan,
ketersediaan, kepatuhan pada kebijakan/aturan dan keandalan informasi
(effectiveness, efficiency, confidentiality, integrity, availability,
compliance, dan reliability. COBIT menyediakan langkah-langkah praktis terbaik
yang dapat diambil dan lebih difokuskan pada pengendalian (control), yang
selanjutnya dijelaskan dalam tahap dan framework proses. Manfaat dari
langkah-langkah praktis terbaik yang dapat diambil tersebut antara lain membantu
mengoptimalkan investasi teknologi informasi yang mungkin dapat dilakukan dan menjamin
pengiriman service. Framework COBIT 4.1, secara keseluruhan terdiri dari 4
domain yatiu PO (Plan & Organized), AI, (Aquire & Implement), DS
(Deliver & Support) dan ME (Monitor & Evaluated).
TEORI
COBIT
COBIT
(Control Objectives for Information and Related Technology) merupakan
audit sistem informasi dan dasar pengendalian yang dibuat oleh Information
Systems Audit and Control Association (ISACA) dan IT Governance
Institute (ITGI) pada tahun 1992.
COBIT
Framework adalah standar kontrol yang umum terhadap teknologi informasi, dengan
memberikan kerangka kerja dan kontrol terhadap teknologi informasi yang dapat
diterima dan diterapkan secara internasional.
COBIT
bermanfaat bagi manajemen untuk membantu menyeimbangkan antara resiko dan
investasi pengendalian dalam sebuah lingkungan IT yang sering tidak dapat
diprediksi. Bagi user, ini menjadi sangat berguna untuk memperoleh keyakinan
atas layanan keamanan dan pengendalian IT yang disediakan oleh pihak internal
atau pihak ketiga. Sedangkan bagi Auditor untuk mendukung atau memperkuat opini
yang dihasilkan dan memberikan saran kepada manajemen atas pengendalian
internal yang ada.
Kriteria Informasi
berdasarkan COBIT
Untuk memenuhi tujuan
bisnis, informasi perlu memenuhi kriteria tertentu, adapun 7 kriteria informasi
yang menjadi perhatian COBIT, yaitu sebagai berikut:
- Effectiveness (Efektivitas). Informasi yang diperoleh harus relevan dan berkaitan dengan proses bisnis, konsisten dapat dipercaya, dan tepat waktu.
- Effeciency (Efisiensi). Penyediaan informasi melalui penggunaan sumber daya (yang paling produktif dan ekonomis) yang optimal.
- Confidentially (Kerahasiaan). Berkaitan dengan proteksi pada informasi penting dari pihak-pihak yang tidak memiliki hak otorisasi/tidak berwenang.
- Intergrity (Integritas). Berkaitan dengan keakuratan dan kelengkapan data/informasi dan tingkat validitas yang sesuai dengan ekspetasi dan nilai bisnis.
- Availability (Ketersediaan). Fokus terhadap ketersediaan data/informasi ketika diperlukan dalam proses bisnis, baik sekarang maupun dimasa yang akan datang. Ini juga terkait dengan pengamanan atas sumber daya yang diperlukan dan terkait.
- Compliance (Kepatuhan). Pemenuhan data/informasi yang sesuai dengan ketentuan hukum, peraturan, dan rencana perjanjian/kontrak untuk proses bisnis.
- Reliability (Handal). Fokus pada pemberian informasi yang tepat bagi manajemen untuk mengoperasikan perusahaan dan pemenuhan kewajiban mereka untuk membuat laporan keuangan.
Komponen Control
Objective
Berdasarkan IT Governance
Institute (2012), Framework COBIT disusun dengan karakteristik yang berfokus
pada bisnis (bussiness focused). Pada edisi keempatnya ini, COBIT Framework
terdiri dari 34 high level control objectives dan kemudian mengelompokan proses
tersebut menjadi 4 domain, keempat domain tersebut antara lain: Plannig and
Organization, Acquisition and Implementation, Delivery and Support, dan
Monitoring and Evaluation:
- Planing and Organization (Perencanaan dan Organisasi). Mencakup strategi, taktik dan identifikasi kontribusi terbaik TI demi pencapaian tujuan organisasi.
- Acquire and Implement (Pengadaan dan Implementasi). Untuk merealisasikan strategi TI, perlu dilakukan pengidentifikasian, pengembangan dan perolehan solusi TI, sesuai dengan yang akan diimplementasikan dan diintegrasikan ke dalam proses bisnis.
- Delivery and Support (Pengiriman Layanan dan Dukungan). Domain ini fokus terhadap penyampaian jasa yang sesungguhnya diperlukan, termasuk penyediaan layanan, manajemen keamanan dan kontinuitasnya, jasa dukungan kepada user dan manajemen data dan fasilitas operasi.
- Monitoring and Evaluation (Pengawasan dan Evaluasi). Seluruh kendali-kendali yang diterapkan pada setiap proses TI harus diawasi dan dinilai kelayakannya secara berkala. Domain ini berfokus pada masalah kendali-kendali yang diterapkan dalam perusahaan, pemerikasaan internal, dan eksternal.
PEMBAHASAN
Domain Acquire &
Implement (AI)
Domain
ini menitikberatkan kepada strategi dan proses pemilihan teknologi yang akan
digunakan dan proses implementasinya. Untuk merealisasikan strategi TI yang telah
ditetapkan harus disertai solusi yang sesuai. Solusi TI kemudian ditiadakan dan
diimplementasikan dan diintegrasikan ke dalam proses bisnis perusahaan. Domain
ini menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
- Apakah proyek-proyek baru akan memberikan solusi untuk memenuhi kebutuhan bisnis?
- Apakah proyek baru kemungkinan besar akan diimlementasikan tepat waktu?
- Apakah sistem baru tersebut akan bekerja sesuai dengan anggaran?
- Apakah perubahan dilakukan tanpa mengganggu operasi bisnis saat ini?
Proses-proses
TI pada domain AI adalah :
- AI1 – Identify automated solution. Proses ini menitikberatkan pada kontrol terhadap pelaksanaan identifikasi solusi-solusi TI terotomatisasi. Tujuan dari proses ini adalah menjamin efektivitas dan efisiensi sesuai pendekatan dalam hal kepuasan terhadap kebutuhan pengguna.
- AI2 – Acquire and maintain application software. Tujuan dari proses ini adalah untuk menyediakan fungsi-fungsi yang telah terotomatisasi dan secara efektif mampu mendukung proses bisnis.
- AI3 – Acquire and maintain technology infrastructure. Tujuan dari proses ini adalah menyediakan berbagai platform yang tepat untuk mendukung aplikasi bisnis.
- AI4 – Develop and maintain procedure. Merupakan proses rekayasa terhadap prosedur-prosedur pengelolaan TI yang ada (meliputi : pengembangan, implementasi, dan perawatan terhadap prosedur-prosedur tsb). Tujuan dari proses ini adalah untuk menjamin bahwa penggunaan aplikasi-aplikasi dan solusi-solusi teknologi dalam Tata Kelola TI mendapat peran yagn semestinya dan sesuai pada tempatnya.
- AI5 – Install and accredit systems. Tujuan dari proses inia dalah untuk melakukan verifikasi dan konfirmasi bahwa solusi-solusi teknologi yang diberikan sesuai dengan tujuan yang diharapakan.
- AI6 – Manage change. Tujuan dari proses ini adlah meminimalisasi kemungkinan gangguan, kesalahan dan perubahan yang tidak sah.
CONTOH KASUS
XYZ Cargo adalah perusahaan yang bergerak dibidang
jasa pengiriman barang atau logistic. Jasa pengiriman barang yang dilakukan
melalui darat, laut dan udara. XYZ Cargo berkomitmen untuk mengutamakan
kepercayaan dan kepuasan sebagai kunci kesuksesan, dengan dedikasi Manajemen
dan staff dalam memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan. Saat ini banyak
bermunculan jenis usaha yang sama, hal ini tentunya memperketat persaingan,
baik dari sisi kualitas pegiriman barang sampai kepada kualitas pelayanan
terhadap konsumen. Untuk Memastikan kualitas dan layanan yang diberikan oleh
XYZ Cargo dapat terarah dan selaras dengan tujuan bisnis perusahaan, maka
diterapkan tata kelola teknologi informasi. Tata kelola teknologi informasi
(Bahasa Inggris: IT governance) adalah suatu cabang dari tata kelola perusahaan
yang terfokus pada sistem teknologi informasi (TI) serta manajemen kinerja dan
risikonya. Meningkatnya minat pada tata kelola TI sebagian besar muncul karena
adanya prakarsa kepatuhan (seperti Sarbanes-Oxley di Amerika Serikat dan Basel
II di Eropa) serta semakin diakuinya kemudahan proyek TI untuk lepas kendali
yang dapat berakibat besar terhadap kinerja suatu organisasi. Tata kelola TI
merupakan tanggung jawab pihak manajemen didalam suatu organisasi, sehingga
bagaimana TI bisa menjadi lebih efisien dan efektif dalam mendukung proses bisnis
yang dijalankan tersebut. Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai
kinerja dari tata kelola teknologi informasi di perusahaan XYZ Cargo yang
sedang berjalan saat ini, dengan beberapa aspek yang diperhatikan seperti:
efektivitas (effectiveness), efisiensi (efficiency), unit fungsional teknologi
informasi pada suatu organisasi, data integrity, saveguarding assets,
realibility, confidentiality, availability, dan security.
Dalam merealisasikan semua yang telah di rencanakan,
solusi dari tahap plan and organise harus diidentifikasikan, dikembangkan atau
dipelajari sebagaimana diimplementasikan dan diintegrasikan kedalam proses
bisnis di XYZ Company (yang selanjutya akan disebut XC). Semua perawatan dan
perubahan sistem dalam perusahaan juga terdapat didapat tahap ini. Rekomendasi
atau expected maturity level dari AI yang diharapkan dari level ini adalah 4
yaitu Managed and measurable.
ANALISA
Saat ini banyak perusahaan yang
mengandalkan teknologi informasi dan komunikasi untuk menjalankan proses
bisnisnya. Oleh karena itu, dunia bisnis perlu mengetahui tentang aspek dalam
teknologi informasi dan komunikasi agar perusahaan dapat menerapkan kriteria
dan komponen yang tepat bagi permasalahan bisnis yang dihadapi. Dan jika
mengalami permasalahan dalam proses yang sedang berjalan, perusahaan dapat
dengan mudah mengatasi permasalahan yang terjadi.
Sumber daya TI merupakan salah satu
elemen yang banyak menggunakan COBIT, karena COBIT memberikan kebijakan yang jelas
dalam tata kelola teknologi dalam dunia bisnis. COBIT membantu manajemen dalam
memahami dan mengelola resiko dalam tata kelola TI di dunia bisnis. COBIT
menyediakan langkah praktis yang dapat diambil dan lebih difokuskan pada
pengendalian bisnis.
Salah satu domain COBIT yaitu
Acquire and Implement sebagian besar membahas tentang anggaran dari bisnis yang
dibuat dan juga implementasi dari bisnis yang sudah dibuat. Selain itu AI juga
memastikan bahwa apakah organisasi memiliki semua sumber dari TI yang
dibutuhkan dan juga memastikan agar proses yang berlangsung selesai secara
tepat waktu dan juga hemat biaya. Hal ini dilakukan agar proses bisnis dapat
berjalan dengan apa yang telah disepakati pada awalnya.
REFERENSI :
https://www.researchgate.net/publication/323998144_AUDIT_TATA_KELOLA_TI_DI_PERUSAHAAN_STUDI_KASUS_XYZ_CARGO (Diakses pada tanggal 07/11/2018 jam 19.40)
https://bambangsuhartono.wordpress.com/2016/05/22/tata-kelola-it-dengan-menggunakan-frame-work-cobit/ (Diakses pada tanggal 07/11/2018 jam 20.03)
https://www.researchgate.net/publication/325649304_Tata_Kelola_Teknologi_Informasi_Dengan_Metode_COBIT_41_Studi_Kasus_PTIMI/fulltext/5b1a7e2ba6fdcca67b670166/325649304_Tata_Kelola_Teknologi_Informasi_Dengan_Metode_COBIT_41_Studi_Kasus_PTIMI.pdf?origin=publication_detail (Diakses pada tanggal 07/11/2018 jam 20.28)
https://www.kajianpustaka.com/2014/02/pengertian-sejarah-dan-komponen-cobit.html (Diakses pada tanggal 07/11/2018 jam 20.47)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar